Aku tak tahu sejak kapan aku menjelma menjadi badai kecil, di dalam cerah kalian yang tak pernah kumiliki.
Mungkin aku terlalu sering menarik lengan-lengan yang sudah lelah, hanya agar duduk sebentar di sudutku yang bising ini.
Suka sekali merengek, mencolek atensi seperti anak kecil yang tak tahu malu. Bahwa sebenarnya dunia pun tak selalu berputar di sekitar napasku.
Dan setiap kali kalian menoleh, aku lupa mengatakan terima kasih... dan kata maaf.
Maaf jika aku menanam benih harap di tanah yang tak pernah kumiliki.
Jika aku menyiramnya dengan cemburu setiap kali kalian tertawa pada musim lain yang bukan milikku.
Maaf sudah sering meminta waktu, telinga, mata, bahkan hati kalian.
Padahal aku tak pernah benar-benar tahu, apa yang bisa kuberi selain rasa repot yang dibungkus manja dan sunyi.
Aku ini siapa?
Hanya suara lirih yang menuntut dipeluk tanpa kata, padahal kalian punya tubuh sendiri yang nyaris remuk.
Dan saat seseorang itu datang, membawakan tawa lebih renyah, aku diam-diam menggigit bibir karena takut kehilangan tempat yang bahkan tak pernah resmi jadi milikku.
Maaf...
Aku terlalu sering menjadi penjaga toko yang menutup pintu hanya karena takut ada pelanggan lain yang lebih pantas masuk.
Maaf....
Karena aku menjadikan cinta sebagai hak milik, bukan ruang tamu yang boleh dikunjungi siapa pun.
Maaf...
Karena aku lupa bahwa langit tak wajib turun hanya karena aku ingin teduh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar