Kamu tau? Aku masih menyembunyikan sesuatu yang kamu berikan dulu, bungkusnya sudah kusut, warnanya bahkan pudar, tapi baunya masih tetap sama, coklat manis yang kamu berikan waktu itu.
Katamu, "Ini bukan yang paling enak, tapi ini kesukaanku."
Dan aku menerimanya seperti menerima bagian dari dirimu.
Aku tertawa saat melihatnya, ternyata satu batang coklat bisa jadi warisan rasa paling rumit.
Setiap kali kulihat bentuknya di rak swalayan, ada yang menyesak dalam dadaku.
Seolah tubuhku ingat bahwa tanganmu pernah meraihnya lebih dulu dari hatiku.
Aku tak pernah memakannya. Bukan karena aku ingin terus mengenangmu.
Tapi karena aku takut kehilangan alasan kecil untuk merasa kamu masih di sini.
Coklat itu patah di dalamnya. Sama sepertiku.
Terbelah oleh waktu, disisakan kenangan yang tak sempat dihabiskan.
Dan kamu tahu apa yang paling menyakitkan?
Bukan karena kamu pergi, tapi karena kamu tak pernah tahu bahwa coklat kecil itu aku jaga seperti aku dulu menjaga kamu dalam diam, dalam-dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar