Sabtu, 21 Juni 2025

Sekuat Itu Katanya




Aku pernah disebut kuat, oleh mereka yang bahkan tak pernah tau rasanya menjadi semut, di tengah parade gajah yang mabuk kuasa.

Yang bisa diinjak kapan saja, dan tetap dianggap tidak penting.


Tubuhku lemah, rapuh seperti kelopak kering yang dipaksa mekar di musim kemarau.

Tapi mereka lebih suka melihatku tersenyum sambil berdarah, karena katanya itu tanda ketabahan.


Bahkan luka-luka ini bukan lagi rahasia, hanya irisan-irisan yang kubuat sendiri karena dunia terlalu sunyi untuk mendengar jerit.


Terkadang, aku ingin tahu.

Apakah jika kutulis rasa sakitku di kulit, mereka akhirnya akan membacanya?


Lalu ada ribuan bulir mutiara yang terjatuh.

Air mata, katanya.

Indah, katanya.

Padahal itu adalah bentuk cair dari rasa sesak yang tak lagi punya ruang untuk sembunyi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini Bukan Puisi

(Tulisan ini dilahirkan olehku dan temanku Ongku) Aku bukan penyair , hanya perasa yang mencoba bersuara . Aku tak sedang menulis puisi , ak...