Senin, 09 Juni 2025

Yang tertinggal di Ujung Ombak



Angin pantai sore ini mengacak rambutku sembarangan, seolah tahu ada kekacauan yang lebih dulu bersarang di dalam kepala.

Aku duduk di tepian, membiarkan kakiku dijilat ombak kecil yang tak pernah lelah datang dan pergi.

Katanya laut adalah tempat yang paling baik untuk melepas.

Tapi apa jadinya jika yang ingin dilepas justru duduk diam di dadamu, menolak hanyut meski sudah berkali-kali kau seret ke ujung dermaga?

Suara debur ombak mengingatkanku pada tawamu, yang keras tapi tenang, menyebalkan tapi masih kurindukan.

Dan di tengah gemuruh ini, aku menyadari, bukan kamu yang kutunggu kembali.

Tapi aku, yang dulu…Yang sempat percaya pada kata "Selamanya."

Dan angin itu berhembus lagi, membawa sisa-sisa rindu yang tak sempat kukirimkan padamu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini Bukan Puisi

(Tulisan ini dilahirkan olehku dan temanku Ongku) Aku bukan penyair , hanya perasa yang mencoba bersuara . Aku tak sedang menulis puisi , ak...