Rabu, 18 Juni 2025

Semestaku




Aku rindu caramu menatapku seperti dunia tak lagi punya luka.

Tatapan yang hangat, seolah aku adalah satu-satunya hal yang kau percaya bisa sembuhkan segalanya.


Aku rindu senyummu, yang tidak pernah setengah itu.

Yang muncul dari sudut bibir lalu menular pada seluruh wajahmu.

Dan selalu berakhir memeluk hatiku tanpa bicara.


Aku rindu jemarimu, yang mengelus pelan wajahku saat aku lelah menangis.

Tak pernah ada kata yang kau ucap, tapi sentuhanmu selalu menenangkan, seakan berkata “aku tetap di sini.”


Semuanya darimu terasa seperti semesta kecil yang kau bangun khusus untukku.


Langkahmu mendekat selalu tahu kapan aku takut.

Pelukmu tahu kapan aku butuh dijaga.

Dan suaramu tahu kapan aku butuh keyakinan.


Kini yang tersisa hanya bayanganmu.

Tapi tetap saja, rasanya seakan kau masih memelukku lewat angin yang berhembus.

Masih tersenyum lewat mimpi yang datang diam-diam.


Dan mungkin… aku belum sepenuhnya sendiri.

Karena seluruh tentangmu, masih berporos padaku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini Bukan Puisi

(Tulisan ini dilahirkan olehku dan temanku Ongku) Aku bukan penyair , hanya perasa yang mencoba bersuara . Aku tak sedang menulis puisi , ak...