Sudah berulang kali kubilang pada langit, aku tak butuh hujan malam ini.
Tapi tetap saja, ia turun perlahan.
Seperti tahu, bahwa dadaku tak lagi sanggup menampung luka yang tak sempat kusebutkan namanya.
Ada sisa rintik yang menetap di pundakku, mungkin sisa dari kenangan yang kau tinggalkan, yang tak pernah benar-benar kering meski waktu terus berjalan.
Aku berjalan sendirian menyusuri sisa jalan yang dulu pernah kita lewati bersama, dengan bayangmu yang masih menyelinap di sela-sela basah udara.
Jika pun aku menangis malam ini,
bukan karena ingin kembali, tapi karena tahu tak ada yang bisa kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar