Jumat, 20 Juni 2025

Surat dari Tangan yang Kosong




Aku ingin sekali menatapmu dengan pola mataku.

Tapi sayang redupmu terlalu menyala sehingga membuatku sulit menangkap bias wajahmu 

Mencoba berbicara dari hati ke hati walaupun hatinya sudah mati.

 

Bernafas didalam sana apakah tidak membuatmu sesak

Kembalilah, tanganku terasa kosong setelah kau memutuskan berkelana jauh

Ia merindukan Tuannya, rasanya dingin tidak lagi hangat seperti saat kau genggam dulu.


Aku mencoba mengiklaskan kepergianmu tapi rasanya sama saja seperti meminum racun, menyakitkan

Meskipun tidak langsung membunuhku, tapi perlahan turut mengikis jiwa dan kenangan, memudarkan segala yang ada...


Harap-harap disana ada Puan baru yang bisa menemanimu, meskipun di hati rasanya sangat membenci, tapi tak apa. 

Sebab ingin memaksa pun takkan ada yang bisa berubah


Berbahagialah dengan tenang Tuan.

Biarkan aku di sini sendiri, membusuk di tengah gelapnya malam.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ini Bukan Puisi

(Tulisan ini dilahirkan olehku dan temanku Ongku) Aku bukan penyair , hanya perasa yang mencoba bersuara . Aku tak sedang menulis puisi , ak...